Cloud kitchen, belakangan banyak dibicarakan dan dilirik oleh pebisnis kuliner.
Konsep cloud kitchen ini mulai digandrungi oleh pebisnis kuliner pada masa pandemi virus corona. Sebenarnya apa cloud kitchen itu?
Susanty Widjaya selaku Certified Franchise Experts, Ketua Pengembangan Resto Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan Ketua Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI) menjelaskan konsep cloud kitchen yang tengah jadi tren ini.
“Cloud kitchen adalah sebuah dapur yang ditujukan untuk membuat makan yang akan dijual,” jelas Susanty kepada Kompas.com, Sabtu (20/6/2020).
Beda dengan dapur restoran biasa, cloud kitchen disebutkan Susanty dapat memproduksi makanan dari satu sampai beberapa merek sekaligus.
“Jadi disesuaikan dengan kebutuhan,” kata Susanty.
Keunikan lain dari Cloud kitchen atau juga disebut ghost kitchen ini adalah restoran fokus hanya menawarkan jasa pesan-antar saja.
Jadi tak ada meja atau tempat duduk untuk tamu makan di restoran di area cloud kitchen tersebut.
Banyak cloud kitchen yang dibangun khusus oleh perusahaan layanan pesan-antar makanan kemudian diisi oleh berbagai merek restoran.
“Kalau konsepnya tergantung dengan kepemilikan dapur itu sendiri. Jadi siapa yang memiliki dapur tersebut nantinya akan mengelola kegiatan dalam dapur tersebut secara langsung,” papar CEO Bakmi Naga Resto itu.
Selain itu ada pula cloud kitchen yang berbentuk infrastruktur, kemudian disewakan untuk orang lain.
“Cloud kitchen yang besar sekali dengan peralatan yang lengkap yang bisa ditujukan untuk disewakan kebeberapa pihak jadi ada beberapa brand di dalamnya,” tambahnya.
Susanty mencontohkan merek sekaligus penyedia cloud kitchen yaitu GrabKitchen dan GoFood.
Makanan dari GrabKitchen dan GoFood setelah selesai dimasak bisa langsung diantar oleh mitra alplikasi ojek online tersebut ke konsumen.